Apakah anda ingin menerima push notifikasi?
Kami hanya mengirim konten yang relefan dan sesuai dengan transaksi anda.
Blogs Blog Details

Kerusuhan Retret Sukabumi: Salib Dirusak, Alkitab Dibakar? Kronologi & Fakta Lengkap

01 Jul, 2025 by Admin Vena Law Firm

Nakshatra Porutham

Sukabumi kembali dihebohkan oleh aksi intoleransi yang viral di media sosial. Pada Jumat, 27 Juni 2025, kegiatan retret jemaat Kristen di sebuah vila di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, mendadak berujung kericuhan. Sejumlah warga datang dan membubarkan kegiatan ibadah tersebut dengan cara merusak bangunan, memecahkan kaca jendela, hingga menjatuhkan salib kayu dan diduga membakar Alkitab milik jemaat.

Video amatir yang beredar menunjukkan massa berteriak sambil merangsek ke area vila. Mereka melempari batu, merusak pagar, dan memukul kendaraan para jemaat yang mencoba menyelamatkan diri. Kejadian ini memicu kepanikan, bahkan disebut menyebabkan trauma bagi anak-anak yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Retret ini dilaksanakan di vila milik pribadi Maria Veronica Nina. Menurut beberapa sumber, rumah tersebut memang sering digunakan untuk kegiatan pembinaan mental atau ibadah keluarga secara non-permanen. Namun, warga sekitar mengaku keberatan karena vila tersebut dipasangi salib besar, dipakai kegiatan ibadah tanpa izin resmi, dan sempat menggunakan pengeras suara di waktu subuh yang dianggap mengganggu.

Ketegangan disebut sudah berproses sejak Februari 2025 ketika aktivitas ibadah mulai berjalan di lokasi itu. Puncaknya, warga mendatangi vila pada 27 Juni 2025 dan membubarkan kegiatan retret dengan cara yang sangat keras. Massa merusak sejumlah fasilitas dan mengusir jemaat secara paksa.

Setelah viral dan menuai kecaman di media sosial, pemerintah desa bersama pihak berwenang melakukan mediasi. Ditegaskan bahwa vila tersebut bukanlah rumah ibadah resmi, melainkan properti pribadi yang kadang dipakai retret. Warga yang melakukan perusakan akhirnya sepakat mengganti kerugian secara kekeluargaan.

Meski dinyatakan damai, trauma para jemaat masih membekas. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun langsung ke lokasi dan berjanji akan mengawal proses penyelesaian kasus ini secara menyeluruh, baik dari sisi sosial maupun hukum, agar tidak muncul konflik serupa di masa mendatang.

Insiden ini menjadi sorotan luas karena dinilai mencoreng nilai toleransi beragama di Indonesia. Banyak netizen menuntut aparat bertindak tegas agar persekusi serupa tidak terulang.